UMRU' AL-QAIS BIN HUJRIN


KABILAH DAN KELUARGA UMRU' AL-QAIS
Penyair ini memiliki nama lengkap Umru' al-Qais bin Hujrin bin al-Harits al-Kindi, dan berasal dari suku Kindah, yaitu suatu suku yang pernah berkuasa penuh di daerah Yaman. Karena itu, ia lebih dikenal sebagai penyair Yaman (Hadramaut). Kabilah ini adalah keturunan dari bani Harits yang berasal dari Yaman, daerah Hadramaut Barat. Mereka mendiami daerah Nejed sejak pertengahan abad ke-5 Masehi.
Nasab penyair ini termasuk ke dalam kalangan terhormat, ia anak seorang raja Yaman yang bernama Hujur al-Kindi, sedangkan ibunya bernama Fatimah binti Rabiah saudara Kulaib Taghlibiyyah, yaitu seorang pewira Arab yang amat terkenal dalam peperangan al-Basus dan saudara dari Muhalhil, yang juga seorang penyair.
Hujur al-Kindi adalah ayah Umru' al-Qais, yang meninggal dibunuh oleh kabilah Bani Asad. Namun, para sastrawan dan kritikus sastra Arab berselisih pendapat tentang sebab terbunuhnya ayah Umru' al-Qais.

KARYA SASTRA UMRU' AL-QAIS
            Sebagian besar ahli sastra Arab berpendapat bahwa diantara puisi-puisi al-Mu’allaqat, puisi Umru' al-Qais merupakan puisi yang palin terkenal dan menduduki posisi penting dalam khazanah kesusastraan Arab Jahiliyyah. Mu’allaqat Umru' al-Qais merupakan peninggalan yang paling monumental yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan kesusastraan Arab pada masa-masa selanjutnya. Puisi-puisinya seringkali dipakai sebagai referensi dalam kajian ilmu-ilmu bahasa Arab seperti nahwu, sharf, maupun balaghah.
            Keistimewaan puisi-puisinya, bersandarkan pada kekuatan daya khayalnya dan pengalaman dalam pengembaraannya. Bahasa yang digunakan sangat tinggi dan isinya padat. Bait-bait puisinya menggambarkan cerita yang panjang, satu bait puisinya memiliki tujuan yang sangat banyak. Ia juga dianggap sebagai orang pertama yang menciptakan cara menarik perhatian dengan cara istikafus-Shahby, cara seperti ini sangat menarik bila digunakan dalam puisi ghazal dan tasybib (cara untuk merayu wanita), dan cara seperti itulah yang amat digemari penyair Arab untuk membuka kasidahnya untuk menarik perhatian orang. Ia juga dianggap sebagai penyair pertama dalam mensifati kecantikan seorang wanita dengan mengumpamakannya seperti seekor kijang yang panjang lehernya, karena seorang wanita yang panjang lehernya, menandakan sebagai seorang wanita yang cantik.
            Orang yang mempelajari puisi karya Umru' al-Qais dengan mendalam, maka akan ditemukan bahwa keindahan penyair ini terletak pada caranya yang halus dalam puisi ghazal-nya. Ditambah dengan gaya isti’arah (kata-kata kiasan dan perumpamaan). Sehingga banyak yang beranggapan bahwa ialah orang pertama yang menciptakan perumpamaan dalam puisi Arab. Walauun terkadang puisi-puisinya juga tidak luput dari perumpamaan yang cabul, tetapi itu tidak mengurangi nilai dalam puisinya, karena bentuk kecabulannya itu tidak terlalu berlebihan, dan perumpamaan semacam itu merupakan kebiasaan dari para penyair Arab.
            Secara garis besar bait-bait puisinya yang terkumpul dalam kasidah mu’allaqat-nya meliputi beberapa tema, antara lain:
-          Mengenai perpisahan seorang sahabat yang membekas dan memilukan, yang menyebabkan air mata bercucuran menyertai kepergfiannya untuk mengembara.
-          Mengenang hari daratul jaljal sebagai cerminan kisah romantis. Tema ini merupakan ungkapan cinta sejati yang tidak mungkin terlupakan. Dan konon tema inilah yang membuat Umru' al-Qais terpilih menjadi penyair al-Mu’allaqat.
-          Mengenai senda gurau yang diibaratkan pertarungan dengan seorang pelacur.
-          Mengenai doa untuk kekasihnya Unaizah, sebagai persembahan cinta yang sejati.
-          Mengenai pertarungan untuk merebut idaman hati.
-          Menggambarkan malam dan waktu-waktu yang dilaluinya, serta kejadian-kejadian luar biasa yang dialaminya.
-          Mengenai penderitaan akan kegagalan.
-          Mengenai simbolisasi kuda dengan kecepatan yang luar biasa.
-          Mengenai pengibaratan pemimpin suku Badui dengan kilat dan hujan, sedangkan pengikutnya dengan jurang yang dalam dan pegunungan yang tinggi.
Walaupun pemakaian kata-kata kiasan, pengibaran dengan alam, dan simbolisasinya, tidak hanya didominasi oleh puisi-puisi Umru' al-Qais, tetapi dilakukan juga oleh para penyair lain. Akan tetapi, para ahli puisi Arab, berpendapat bahwa ialah orang yang pertama kali menciptakan puisi-puisi kontoversial pada zamannya, dan tidak jarang kata-kata yang bernada sinisme juga dipakai oleh Umu al-Qais dalam puisi-puisinya.
            Terkadang ia juga berkata vulgar yang mengarah ke pornografi dalam ungkapan-ungkapan komparasi  dan pembicaraannya mengenai wanita. Tercium pula aroma kecerdasan dan kepiawaiannya, serta tersirat pula indikasi-indikasi kepemimpinannya. Adapun Muallaqatnya bisa dilihat Disini!

referensi:          
Achmad. Bahrudin. 2011. Sejarah & Tokoh Kesusastraan Arab. 

0 komentar:

Posting Komentar